Makalah bimbingan dan penyuluhan Pendidikan Luar Sekolah
BIMBINGAN DAN PENYULUHAN
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
“pendekatan bp pls”
Oleh
Kelompok 6
1. M.NOVRI
2. NABILA
ZAINIRA
3. ZILTRI
MILA
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
BAB I
PENDAHULUAN
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya milik
Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dan atas kehendak-Nya
makalah ini dapat diselesaikan.
Sholawat beriring salam, semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW manusia termulia sepanjang zaman.
Makalah
ini sengaja dibuat penulis untuk memenuhi tugas. Dalam menyelesaikan
makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan. Namun berkat bimbingan dari
berbagai pihak akhirnya makalah ini
dapat diselesaikan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan pembuatan makalah ini agar dapat
terwujud dengan baik.
Penulis menyadari
bahwa makalah ini tidak luput dari upaya lanjut untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari
pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan di masa mendatang. Semoga
makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua.
Padang, 5 Oktober 2016
Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan akan bimbingan
dan penyuluhan sangat dipegaruhi oleh faktor filosofi, psikologi, sosial
budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Latar belakang filosofi berkaitan dengan pandangan tentang hakikat
manusia. Salah satu aliran filsafat yang berpengaruh besar terhadap timbulnya
semangat memberikan bimbingan adalah
filsafat humanisme, yaitu bahwa manusia memiliki potensi untuk dapat
dikembangkan seoptimal mungkin. Latar belakang psikologi berkaitan erat dengan
proses perkembangan manusia yang sifatnya unik, berbeda dari individu lain.
Implikasi dari keragaman ini ialah bahwa individu memiliki kebebasan dan
kemerdekaan untuk dirinya.
Kebutuhan akan bimbingan tersebut melatarbelakangi
bahwa sebelum melakukan bimbingan terlebih dahulu dilakukan dilakukan
pendekatan terhadap sasaran dan objek yang akan dibimbing.oleh karena itu dalam
makalah ini akan dibahas pendakatan pendekatan dalam melakukan bimbingan
tersebut.
Rumusan masalah
1)
Bagaimana
melakukan pendekatan individu ?
2)
Bagaimana
melakukan bimbingan kelompok ?
3)
Bagaimana
cara melakukan pendekatan untuk melakukan bimbingan masayarakat ?
Tujuan
1)
Menjelaskan
cara melakukan pendekatan individu
2)
Menjelaskan
bagaimana cara melakukan pendekatan terhadap kelompok.
3)
Menjelaskan
cara melakukan pendekatan untuk masyarakat.
BAB
II
PEMBAHASAN
PENDEKATAN BP PLS
Pendekatan Individual
Pendekatan
individual merupakan pendekatan langsung dilakukan pembimbing terhadap kliennya
untuk memecahkan kasus klien/orang yang dibimbing tersebut.
Pendekatan individual adalah suatu pendekatan yang melayani
perbedaan-perbedaan perorangan sedemikian rupa, sehingga dengan penerapan
pendekatan individual memungkinkan berkembangnya potensi dan penyelesaian
masalah masing-masing individu secara optimal. Dasar pemikiran dari pendekatan
individual ini ialah adanya pengakuan terhadap perbedaan individual dari
masing-masing orang.misalnya klien A memiliki sikap pendiam,pemalu dan tertutup
sedangkan klien B orangnya periang,terbuka dan jujur.dengan adanya perbedaan
sikap dan kepribadian dari setiap individu tersebut disitulah diperlukan
pendikatan individual tersebut.
Tahap-tahap dalam
pendekatan individual
1.
Memperkenalkan
atau mempresentasikan diri dengan sebaik mungkin sehingga
Individu/klien
merasa tertarik dengan kita.
2.
Melihat
dan memahami kepribadian individu tersebut
Salah
satunya denagn melakukan psikoanalisis yaitu degan memandang jiwa
Manusia
sebagai ekspresi dari adanya dorongan yang menimbulkan konflik.
3.
Melakukan interaksi dan menganalisis bagaimana bentuk
dan cara berkomunikasi individu tersebut.dari hasil analisis dapat ditarik kesimpulan apakah transaksi dilakukan secara,tepat dn
wajar.bentuk ,cara dan isi komukasi dapat menggambarkan sedang mngalami masalah atau tidak
Kelebihan dari pendekatan
individual yaitu :
ü Memungkin seseorang dapat majudan berkembang menurut kemampuannya masing-masing secara
penuh dan tepat.
ü Mencegah terjadinya ilusi dalam kemajuan tetapi bersifat
nyata melalui diskusi kelompok.
ü Mengarahkan perhatian klien terhadap hasil belajar
perorangan.
ü Memusatkan pengajaran terhadap mata ajaran dan
pertumbuhan yang bersifat mendidik, bukan kepada tuntutan-tuntutan guru.
ü Memberi peluang siswa/klien untuk maju secara optimal dan
mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.
ü Latihan-latihan tidak diperlukan bagi anak yang cerdas,
karena dapat menimbulkan kebiasaan dan merasa puas dengan hasil belajar yang
ada.
ü Menumbuhkan hubungan pribadi yang menyenangkan siswa dan
guru atau pembimbing dan klien
ü Mengurangi hambatan dan mencegah eliminasi terhadap para
siwa yang tergolong lamban.
Kelemahan pendekatan individual
yaitu :
ü Proses pembelajaran relative memakan banyak waktu sesuai
dengan jumlah bahan yang dihadapi dan jumlah peserta karena harus dilakukan
satu persatu sesuai jumlah individu.
ü susahnya
melihat perkembangan dari individu tersebut karena tidak adanya individu lain
sebagai pembanding untuk melihat sejauhmana kemajuan individu tersebut.
ü perlu adanya kesabaran yang kuat dari pembimbing karna
harus menghadapi setiap individu yang tentunya berbeda sikap dan perilaku pula
ü Guru-guru yang sudah terbiasa dengan cara-cara lama akan
mengalami hambatan untuk menyelenggarakan pendekatan ini karena menuntut
kesabaran dan penguasaan materi secara lebih luas dan menyeluruh.
Pendekatan Kelompok
Pendekatan
kelompok adalah pendekatan yang dilakukan pembimbing dengan tujuan membina dan
mengembangkan sikap sosial anak didik serta membina sikap kesetiakawanan
sosial. Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan perlu digunakan
untuk membina dan mengembangkan sikap sosial . Hal ini disadari bahwa manusia
adalah sejenis makhluk homo socius, yakni makhluk yang berkecenderungan untuk
hidup bersama.Selain mengembangkan sikap sosial pendekatan kelompok dilakukan
untuk membantu mengatasi masalah bersama atau membantu seorang individu yang
ada dalam kelompok.
Tahap - tahap
melakukan pendekatan terhadap kelompok
a)
Melihat dan menganalisa kondisi kelompok,apakah
kelompok memang membutuhkan bimbingan atau tidak.
b)
Merumuskan
dan menyimpulkan apa saja yang perlu diperbaiki dalam kelompok tersebut.
c)
Melihat
siapa saja yang terlibat dalam kelompok tersebut
d) Melakukan pendekatan dengan berinteraksi langsung dengan
kelompok tersebut.
1. Kelebihan pendekatan kelompok :
ü Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat tumbuh dan
berkembang rasa sosial yang tinggi pada diri setiap peserta didik. Mereka
dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing,
dan pendekatan kelompok mungkin lebih efisien dalam segi waktu.karana bimbingan
dilakukan sekaligus terhadap semua anggota kelompok.
ü Peserta didik yang dibiasakan hidup bersama dan bekerja
sama dalam kelompok, akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan.
Yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas mau membantu mereka yang mempunyai kekurangan.
Sebaliknya, mereka yang mempunyai kekurangan dengan rela hati mau belajar dari
mereka yang mempunyai kelebihan tanpa ada rasa minder. Persaingan yang positif
pun dapat terjadi di kelas dalam rangka mencapai prestasi belajar yang optimal.
Inilah yang diharapkan, yakni peserta didik y aktif, kreatif, dan mandiri.
2. Kelemahan pendekatan kelompok :
ü Ketika pembimbing ingin menggunakan pendekatan kelompok,
pembimbing harus mempertimbangkan bahwa hal itu tidak bertentangan dengan
tujuan, sesuai dengan fasilitas belajar pendukung yang ada, metode yang akan
dipakai sudah dikuasai, dan bahan yang akan diberikan kepada peserta didik
cocok. Karena itu, pendekatan kelompok tidak bisa dilakukan secara sembarangan,
tetapi banyak hal yang berpengaruh yang harus dipertimbangkan dalam
penggunaannya.
Ü Mungkin pembimbing akan sulit untuk memahami
watak dan kepribadian
Masing masing
individu yang ada dalam kelompok.
Pendekatan masyarakat
Pengertian,
Tujuan dan Sasaran Kegiatan yang Berbasis Masyarakat
Community Based atau pendekatan
yang Berbasis Masyarakat udalah upaya pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk
dapat mengenali, menalaah dan mengambil inisiatif untuk memecahkan permasalahan
yang ada secara mandiri.
Tujuan dari pendekakatan yang
berbasis masyarakat adalah meningkatnya kapasitas masyarakat dan mencoba untuk menurunkan kerentanan
individu, keluarga dan masyarakat luas serta adanya perubahan PKS masyarakat
dalam upaya menangani permasalahan yang terjadi di lingkungannya. Disamping itu
program berbasis masyarakat menggunakan pendekatan yang berbasis realita bahwa
dengan cara-cara yang relatif sederhana dan mudah dilaksanakan , maka
masyarakat di kalangan bawahpun dapat melakukan perubahan yang positif untuk
menuju ke arah yang lebih baik.
Sasaran dari program ini adalah
masyarakat rentan yang hidup didaerah rawan serta bersedia untuk menerima
perubahan. Dan juga Penekanan perencanaan program berbasis masyarakat lebih
bersifat internal daripada factor ekternal dengan pendekatan bottom up, bukan top
down. Potensial
ancaman tidak di luar, namun di dalam dengan sistem sosial. Untuk mengurangi
tingkat ancaman / bahaya dan risiko kejadian bencana harus menjadi bagian dari
pertimbangan pembangunan
Prinsip-prinsip utama yang
diperlukan dalam menjalankan program berbasis masyarakat adalah tercermin dalam akronim KAPASITAS
yang dapat dijelaskan berikut ini.
·
Kemitraan
Program berbasis
masyarakat hanya akan berhasil optimal bila ada kemitraan, dan partisipasi yang
sangat tinggi dari semua komponen yang ada di sektor masyarakat, pemerintah
maupun institusi / LSM lainnya. Memperkuat kemitraan dan partisipasi dalam hal
ini tidak hanya diarahkan pada penyediaan dana, material dan tenaga, namun juga
dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasianya, termasuk
sustainabilitas program. Memperkuat
kemitraan dan partisipasi dimaksudkan juga membina komunikasi, koordinasi dan
kerjasama dari berbagai disiplin dan profesi terkait seperti meteorologis,
pekerja pengembangan masyarakat, praktisi kesehatan ekonom, biolog, medis/
paramedis, geolog, pekerja sosial, insinyur, konselor, guru dan sebagainya.
·
Advokasi
Program berbasis
masyarakat sangat memerlukan upaya advokasi, sosialisasi, dan kolaborasi dari
semua pihak yang berkepentingan dengan upaya memecahkan permasalahan yang ada
di masyarakat. Advokasi pada pihak-pihak internal PMI (seperti staff, Pengurus,
relawan dan para pelatih) maupun pihak-pihak eksternal (seperti Pemerintah,
Bakornas, Satkorlak, Satlak PB,
LSM, Badan, dinas, masyarakat dan instansi lainnya)
sangat menentukan pelaksanaan program maupun keberlangsungannya. Upaya advokasi
ini diharapkan dapat membina komunikasi dan kerjasama sama yang sangat kuat
dalam mencapai tujuan program.
·
Pemberdayaan
Program berbasis
masyarakat diharapkan dapat menurunkan tingkat kerentanan masyarakat
dilaksanakan dengan memberdayakan kapasitas masyarakat. Tumbuhnya
ketidakpastian situasi lingkungan, fisik, sosial, ekonomi dan politik
menyebabkan warga dan masyarakat lainnya menjadi sangat rentan terhadap bahaya
dan dampak bencana. Hal ini memerlukan banyak upaya bagaimana masyarakat dapat
diberdayakan kapasitasnya melalui pengorganisasian / mobilisasi masyarakat
dalam kesiapsiagaan bencana, penyadaran sosial dan ekonomi, penyadaran lingkungan,
pendidikan / pelatihan dan sejenisnya.
Pemberdayaan masyarakat
dalam pengambilan keputusan, perencanaan, pembuatan kebijakan dan program
berbasis masyarakat, diperlukan agar masyarakat
memiliki akses untuk mengontrol inputs, proses, outputs dan
keberlangsungan program berbasis masyarakat.
·
Analisis
Pelaksanaan Program yang
berbasis masyarakat harus berdasarkan hasil pengenalan situasi, dan analisis
internal dan eksternal secara mendalam tentang kondisi riil masyarakat.
Masyarakat harus diajak untuk mengenali situasi lingkungannya. Setelah itu,
mereka harus diajak untuk menganalisis internal dan eksternal untuk mengetahui
permasalahan yang ada , sekaligus penyebab dari permaslahan itu sendiri.
Hasil analisis yang
dilakukannya oleh masyarakat itu sendiri, diharapkan dapat membuat masyarakat
menjadi sadar, bahwa ada hal-hal yang memicu kerentanan mereka yang mereka buat
sendiri atau karena lebih disebabkan karena faktor eksternal. Mereka sadar
bahwa mereka mestinya dapat mengatasi kerentanan tersebut, asal mereka
melakukan upaya-upaya penurunan tingkat bahaya, risiko dan dampak yang terjadi.
·
Swadaya
Program berbasis
masyarakat menggunakan pendekatan Bottom – Up, bukan Top – Down. Sebagai yang
berbasis pada masyarakat, maka keberhasilan pelaksanaannya sangat bertumpu pada
swadaya masyarakat sendiri. Dalam artian, menggunakan sumber-sumber daya,
potensi, dan komponen-komponen yang telah dimiliki oleh masyarakat. Mulai
proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, masyarakat harus
diberikan peran utama. Dalam proyek
mitigasi misalnya, harus memanfaatkan tenaga masyarakat, sumber-sumber
material, infrastruktur serta fasilitas yang ada. Peranan pihak eksternal
adalah menfasilitasi dan menambahkan sumber-sumber yang belum ada, yang pada
akhirnya sepenuhnya akan diserahkan pengelolaannya pada swadaya masyarakat.
·
Integrasi
Program berbasis
masyarakat mengintegrasikan model, instrument, metode, pendekatan dan strategi
dengan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang telah dimiliki oleh masyarakat
setempat. pada ummnya masyaarakat
memiliki pengethuan tersendiri dalam menghadapi permaslahan yang ada baik yang
rasional maupun yang irasional. Dan program ini
mengintegrasikan berbagai pola dari berbagai sumber namun tetap terintitusioan
dalam pola dan tananan kehidupan masyarakat setempat.
·
Terfokus
Program berbasis
masyarakat harus menfokus pada pemenuhan kebutuhan utama masyarakat , serta
benar-benar memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat. Untuk
itu, Program ini memerlukan pemrograman
sistem, prosedur dan pedoman operasional serta pelibatan penuh masyarakat
secara fisik, mental dan emosional. Maksud diperlukannya pemrograman sistem,
prosedur dan pedoman operasional adalah untuk memastikan efisiensi dan
pemanfaatan sumber-sumber daya seperti dana, waktu, material, informasi dan
teknologi yang benar-benar terfokus pada tujuan riil.
·
Aksi
nyata
Program berbasis
masyarakat mengarahkan keinginan dan komitment semua pihak, baik PMI,
masyarakat dan Pemerintah ke dalam aksi
nyata yang lebih kongkret sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya
masing-masing.
·
Sustainabilitas
Program berbasis
masyarakat merupakan program yang tidak hanya menfokus kebutuhan jangka pendek,
namun lebih dari itu harus pula berorientasi untuk jangka panjang. Hasil-hasil
yang dicapai serta semua elemen yang mendukung seperti strategi, pendekatan,
model, instrument dan metode yang digunakan harus di institusionalkan dari
generasi ke generasi berikutnya, agar mereka dapat menjaga, merawat dan
mengembangkan program yang telah dilaksanakan. Sustainbilitas juga berrarti
bagaimana masyarakat pada akhirnya dapat mengambil alih secara mandiri
tanggungjawab atas kegiatan-kegiatan di wilayah program tersebut tanpa lagi
bergantung pada pihak pendonor maupun fasilitator dari luar.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendekatan
individual merupakan pendekatan langsung dilakukan pembimbing terhadap kliennya
untuk memecahkan kasus klien/orang yang dibimbing tersebut.
Pendekatan individual adalah suatu pendekatan yang melayani
perbedaan-perbedaan perorangan sedemikian rupa, sehingga dengan penerapan
pendekatan individual memungkinkan berkembangnya potensi dan penyelesaian
masalah masing-masing individu secara optimal.
Pendekatan
kelompok adalah pendekatan yang dilakukan pembimbing dengan tujuan membina dan
mengembangkan sikap sosial anak didik serta membina sikap kesetiakawanan
sosial. Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan perlu digunakan
untuk membina dan mengembangkan sikap sosial . Hal ini disadari bahwa manusia
adalah sejenis makhluk homo socius, yakni makhluk yang berkecenderungan untuk
hidup bersama.Selain mengembangkan sikap sosial pendekatan kelompok dilakukan
untuk membantu mengatasi masalah bersama atau membantu seorang individu yang
ada dalam kelompok.
pendekatan yang Berbasis
Masyarakat udalah upaya pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk dapat
mengenali, menalaah dan mengambil inisiatif untuk memecahkan permasalahan yang
ada secara mandiri.
Jadi kesimpulannya sebelum melakukan bimbingan
terhadap ssaran atau klien yang akan dibimbing terlebuh dahulu diperlukan
pendekatan pendekatan untuk memahami klien tersebut agar nantinya bimbingan
yang kita laksanakan bisa berhasil sesuai tujuan.
Makalah bimbingan dan penyuluhan Pendidikan Luar Sekolah
Reviewed by Muhammad Novri
on
2:00 PM
Rating:
Efek Bling TikTok dan Cara Menggunakannya
ReplyDeleteThanks
ReplyDelete