Bahasan Lengkap Pendidikan Orang Dewasa (Andragogi)
Assalamualaikum wr wb, selamat datang kembli di semua harus pandai, semoga kita semua menjadi semakin pandai setelah membaca artikel artikel di blog ini. Baiklah, pada kesempatan kali ini kita akan bahas lengkap mengenai Pendidikan Orang Dewasa (ANDRAGOGI).
A. Pengertian Andragogi
Andragogi berasal
dari dua kata dalam bahasa Yunani, yakni Andra berarti orang dewasa dan agogos
berarti memimpin. Dapat juga dikatakan bahwa andragogi merupakan suatu ilmu (science) dan seni (art) dalam membantu orang dewasa belajar (Knowles:1980). Sedangkan istilah
lain yang sering dipergunakan sebagai perbandingan adalah "pedagogi",
yang ditarik dari kata "paid"
artinya anak dan "agogos" artinya membimbing atau memimpin. Maka
dengan demikian secara harafiah "pedagogi" berarti seni atau pengetahuan
membimbing atau memimpin atau mengajar anak.
a. Perbedaan
antara anak-anak dan dewasa dapat ditinjau dari 3 hal yaitu :
Usia, individu yang berumur lebih dari 16 tahun dapat dikatakan sebagai orang dewasa dan kurang dari 16 tahun masih disebut anak-anak.
Usia, individu yang berumur lebih dari 16 tahun dapat dikatakan sebagai orang dewasa dan kurang dari 16 tahun masih disebut anak-anak.
b. Ciri
psikologis, individu yang dapat mengarahkan diri sendiri, tidak selalu
tergantung dengan oranglain, bertanggung jawab, mandiri, berani mengambil
resiko, mampu mengambil keputusan merupakan ciri orang dewasa.
c. Ciri
biologis, individu dikatakan dewasa apabila telah menunjukkan tanda-tanda
kelamin sekunder.
Karena
pengertian pedagogi adalah seni atau pengetahuan membimbing atau mengajar anak
maka apabila menggunakan istilah pedagogi untuk kegiatan pelatihan bagi orang
dewasa jelas tidak tepat, karena mengandung makna yang bertentangan. Pada
awalnya, bahkan hingga sekarang, banyak praktek proses belajar dalam suatu
pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa, yang seharusnya bersifat
andragogis, dilakukan dengan cara-cara yang pedagogis. Dalam hal ini
prinsip-prinsip dan asumsi yang berlaku bagi pendidikan anak dianggap dapat
diberlakukan bagi kegiatan pendidikan bagi orang dewasa.
Namun
karena orang dewasa sebagai individu yang sudah mandiri dan mampu mengarahkan
dirinya sendiri, maka dalam andragogi yang terpenting dalam proses interaksi
belajar adalah kegiatan belajar mandiri yang bertumpu kepada warga belajar itu
sendiri dan bukan merupakan kegiatan seorang guru mengajarkan sesuatu.
Beberapa defenisi
Pendidikan Orang Dewasa, menurut para ahli:
1. UNESCO (Townsend
Coles, 1977), pendidikan orang dewasa merupakan keseluruhan proses pendidikan
yang diorganisasikan, apa pun isi, tingkatan,metodenya baik formal dan tidak,
yang melanjutkan maupun yang menggantikan pendidikan semula di sekolah, akademi
dan universitas serta latihan kerja, yang membuat orang yang dianggap dewasa
oleh masyarakat mengembangkan kemampuannya, memperkaya pengetahuannya,
meningkatkan kualifikasi teknis atau profesionalnya, dan mengakibatkan perubahan
pada sikap dan perilakunya dalam perspektif rangkap perkembangan pribadi secara
utuh dan partisipasi dalam pengembangan sosial, ekonomi dan budaya yang
seimbang dan bebas. Definisi diatas menekankan pencapaian perkembangan individu
dan peningkatan partisipasi sosial.
2. Bryson, menyatakan
bahwa pendidikan orang dewasa adalah semua aktifitas pendidikan yang dilakukan
oleh orang dewasa dalam kehidupan sehari-hari yang hanya menggunakan sebagian
waktu dan tenaganya untuk mendapatkan tambahan intelektual.
3. Reeves,et
al, pendidikan orang dewasa adalah suatu usaha yang ditujukan untuk
pengembangan diri yang dilakukan individu tanpa paksaan legal, tanpa usaha
menjadikan bidang utama kegiatannya.
B. Karakteristik Andragogi atau Pendidikan
Orang Dewasa
Adapun
karakteristik dari andragogi atau pendidikan orang dewasa adalah sebagai
berikut :
1. Memiliki lebih
banyak pengalaman hidup.
2. Memiliki motivasi
yang tinggi untuk belajar. Orang dewasa termotivasi untuk belajar karena ingin
memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan berprestasi secara personal, keputusan
dan perwujudan diri.
3. Banyak peranan dan
tanggung jawab yang dimiliki. Menimbulkan persaingan terhadap permintaan waktu
antar setiap peranan yang ia miliki. Menyebabkan keterbatasan waktu untuk
belajar. Penting bagi pendidik orang dewasa untuk memiliki sensitifitas dan
memahami adanya persaingan penggunaan waktu.
4. Kurang percaya diri
atas kemampuan diri yang mereka miliki untuk belajar kembali. Kepercayaan –
kepercayaan yang tidak benar tentang belajar, usia lanjut dan faktor fisik juga
dapat meningkatkan ketidakpercayaan diri orang dewasa untuk kembali belajar.
5. Pengalaman dan
tujuan hidup orang dewasa lebih beragam daripada para pemuda. Dan hal ini dapat
dijadikan suatu kekuatan yang positif yang dapat dimanfaatkan melalui
pertukaran pengalaman dikalangan pembelajar orang dewasa.
6. Makna belajar bagi
orang dewasa. Belajar adalah suatu proses mental yang terjadi dalam benak
seseorang yang melibatkan kegiatan berfikir. Bagi pendidikan orang dewasa
melalui pengalaman-pengalaman belajar makna belajar diberikan.
C. Tujuan Pendidikan Orang Dewasa
Pendidikan Orang
Dewasa umumnya memiliki sasaran kelompok orang dewasa yang beraneka ragam, baik
usianya, tingkat pendidikannya. Lingkungan sosialnya, pelajarannya dan
lain-lain. Misalnya pendidikan keaksaraan Functional (Functional Literacy
program) warga belajarnya
orang dewasa yang masuk buta huruf dan sering terdiri ekonominya msikin. Sedang
Pendidikan kepelatihan di industri / perkantiran warga belajarnya adalah para
pekerja maupun sifat yang umumnya tingat pendidikannya cukup tinggi dn kondisi
ekonominya cukup baik.
Tujuan POD dengan
demikian beraneka ragam sesuai dengan permasalahannya , dan sasarannya. Secara
umum terdapat beberapa tujuan. Houle (1972), menggambarkan enam orientasi yang
dipegang oleh pendidik orang dewasa, yaitu:
1. Memusatkan pada
tujuan.
2. Memenuhi kebutuhan
dan minat.
3. Menyerupai
sekolahan.
4. Menguatkan
kepemimpinan.
5. Mengembangkan
lembaga pendidikan orang dewasa.
6. Meningkatkan
informalisasi.
Bergeivin
mengemukakan tujuan pendidikan orang dewasa sebagai berikut:
1. Membantu pelajar
mencapai suatu tingkatan kebahagiaan dan makna hidup.
2. Membantu pelajar
memahami dirinya sendiri, bakatnya, keterbatasannya dan hubungan
interpersonalnya.
3. Membantu mengenali
dan memahami kebutuhan lifelong
education.
4. Memberikan kondisi
dan kesempatan untuk membantu mencapai kemajuan proses pematangan secara
spiritual, budaya, fisik, politik dan kejujuran.
5. Memberikan
kemampuan melek huruf, keterampilan kejujuran dan kesehatan bagi orang dewasa
yang sebelumnya tidak memiliki kesempatan untuk belajar.
D. Beberapa Asumsi Dasar Orang
Dewasa dan Implikasinya
1. Konsep Diri
Konsep
diri yang dimiliki orang dewasa berbeda dengan konsep diri anak. Jika konsep
diri anak bahwa dirinya tergantung dengan orang lain. Maka, konsep diri orang
dewasa adalah tidak lagi tergantung namun, telah dapat mengambil keputusan,
mampu mengatur diri sendiri. Oleh sebab itu, orang dewasa perlu perlakuan yang
sifatnya menghargai, terkhusus pada pengambilan keputusan. Orang dewasa juga
akan menolak apabila kondisi belajar berbeda dengan konsep diri yang ia miliki.
Orang dewasa telah mempunyai kemauan sendiri (pengarahan diri) untuk belajar.
Implikasi :
a. Iklim belajar
diciptakan sesuai dengan keadaan orang dewasa. Seperti : ruangan, kursi, meja
dan sejenisnya disusun sesuai keinginan orang dewasa. Dengan demikian diharapkan
terciptanya kenyamanan belajar.
b. Pelajar dilibatkan
dalam proses merancang perencanaan belajar.
c. Pelajar
diikutsertakan dalam mendiagnosa kebutuhan belajar. Mereka akan lebih terlibat
dan termotivasi untuk belajar jika hal yang akan dipelajari sesuai dengan
kebutuhan mereka.
2. Pengalaman
Perbedaan
pengalaman yang dimiliki merupakan akibat dari masa mudanya.
Seiring berjalannya
waktu maka pengalaman yang dimilikinya pun semakin banyak.
Implikasi
a. :Proses
belajar lebih ditekankan pada metode yang menyaring pengalaman mereka, seperti
melalui diskusi kelompok, metode kasus, metode insiden kritis, simulasi dll.
Dengan demikian akan lebih banyak keterlibatan diri pada proses belajar.
b. Penekanan pada
proses belajar aplikasi praktis. Untuk memberikan pengenalan konsep baru
pengajar memberikan penjelasan melalui pengalaman yang berasal dari pelajar itu
sendiri.
3. Orientasi Terhadap Belajar
Orang dewasa
cenderung mempunyai perspektif untuk secepatnya mengaplikasikan apa yang telah
mereka pelajari. Pendidikan bagi orang dewasa dipandang sebagai suatu proses
untuk meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah hidup yang ia hadapi.
Implikasi
:
a. pendidik
berperan sebagai pemberi bantuan kepada pelajar dewasa bukan sebagai guru yang
mengajar materi.
b. Kurikulum
POD tidak berorientasi pada mata pelajaan tertentu, tetapi berorientasi pada
masalah. Karena orang dewasa berorientasi pada masalah maka pengalaman belajar
yang dirancang didasarkan pada masalah dan hal yang menjadi bahan perhatian
mereka juga.
E. Prinsip Pendidikan Orang Dewasa
Pendidikan orang
dewasa memiliki 10 Prinsip yang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
efektif dan efisien. 10 Prinsip tersebut, yaitu :
1. Prinsip
kemitraan
Prinsip kemitraan
menjamin terjalinnya kemitraan di antara pengajar dan pelajar. Dengan demikian
pelajar tidak diperlakuan sebagai murid tetapi sebagai mitra
belaajar sehingga
hubugan yang mereka bangun bukanlah hubungan yang bersifat memerintah, tetapi
hubungan yang bersifat membantu, yaitu pengajar akan berusaha semaksimal
mungkin untuk membantu proses belajar pelajarnya.
2. Prinsip
pengalaman nyata
Prinsip pngalaman
nyata menjamin berlangsungnya kegiatan pembelajaran pendidikan orang dewasa
terjadi dalam situasi kehidupan yang nyata. Kegiatan pembelajaran pendidikan
orang dewasa tidak berlangsung di kelas atu situasi yang simulative, tetapi
pada situasi yang sebenmarnya.
3. Prinsip
kebersamaan
Prinsip kebersamaan
menuntut digunakannya kelompok dalam kegiatan pembelajaran pendidikan orang
dewasa untuk menjamin adanya interaksi yang maksimal di antara peserta dengan
difasilitasi pengajar.
4. Prinsip
partisipasi
Prinsip partisipasi
adalah untuk mendorong keterlibatan pelajar secara maksimal dalam kegiatan pembelajaran
orang dewasa, dengan fasilitas dari pengajar. Dalam kegiatan pembelajaran
pendidikna orang dewasa semua pesrta harus terlibat atau mengambil bagian
secara aktif dari seluruh proses pembelajarn mulai dari
perencanaan,pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
5. Prinsip
keswadayaan
Prinsip keswadayaan
merupakan prinsip yang mendorong kemandirian pelajar dalam upaya untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Pendidikan orang dewasa bertujuan untuk menghasilkan
manusia yang mandiri yang mampu melakukan peranan sebagai subyek atau pelaku.
Untuk itulah diperlukan prinsip keswadayaan.
6. Prinsip
kesinambungan
Prinsip yang
menjamin adanya kesimambungan dari materi yang dipelajari sekarang dengan
materi yang telah dipelajari di masa yang lalu dan dengan materi yang akan
dipelajari di waktu yang akan datang. Dengan prinsip ini maka akan
terwujud konsep
pendidikan seumur hidup (life long education) dalam pendidikan orang dewasa.
7. Prinsip manfaat
Prinsip manfaat
menjamin bahwa apa yang dipelajari dalam pendidikan orang dewasa adalah ssesuai
dengan kebutuhan yang dirasakan oleh pelajar. Orang dewasa akan siap untuk
belajar manakala dia menyadari adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Kesadaran
terhadap kebutuhan ini mendorong timbulnya minat untuk belajar, dan karena rasa
tanggung jawabnya sebagai orang dewasa maka timbul kesiapanya untuk belajar.
8. Prinsip kesiapan
Prinsip kesiapan
menjamin kesiapan mental maupun kesiapan fisik dari pelajar untuk dapat
melakukan kegiatan pembelajaran. Orang dewasa tidak akan dapat melakukan
kegiatan pembelajaran manakala dirinya belum siap untuk melakukannya, apakah
itu karena belum siap fisiknya atau belum siap mentalnya.
9. Prinsip
lokalitas
Prinsip lokalitas
menjamin adanya materi yang dipelajari bersifat spesifik local. Generalisasi
dari hasil pembelajaran dalm pendidikan orang dewasa akan sulit dilakukan.
Hasil pendidikan orang dewasa pada umumnya merupakan kemampuan yang spesifik
yang akan dipergunakan untuk memecahkan masalah pelajar pada tempat mereka
masing-masing, pada saat sekarang juga. Kemampuan tersebut tidak dapat
diberlakukan secara umum menjadi suatu teori, dalil, atau prinsip yang dapat
diterapkan dimana saja, dan kapan saja. Hasil pembelajaran sakarang mungkin
sudah tidak dapat lagi dipergunakan untuk memecahkan masalah yang sama dua atau
tiga tahun mendatang. Demikian pula hasil pembelajaran tersebut tidak dapat
diaplikasikan dimana saja, tetapi harus diaplikasikan di tempat pelajar sendiri
karena hasil pembelajaran tersebut diiproses dari pengalaman-pengalaman yang
dimiliki oleh pelajar.
10. Prinsip
keterpaduan
Prinsip keterpaduan
menjamin adanya integrasi atau keterpaduan materi pendidikan orang dewasa.
Rencana pembelajaran dalam pendidikan orang dewasa harus meng-cover
materi-materi yang sifatnya terintegrasi menjadi suatu kesatuan meteri yang
utuh, tidak partial atau terpisah-pisah.
Prinsip Belajar Untuk Orang Dewasa Menurut Hommonds
Terdapat 4 prinsip belajar yang dapat digunakan untuk
mempercepat proses perubahan perilaku pelajar, yaitu :
1. Prinsip latihan (praktik)
Ketika kita telah
menerima materi dan melakukan aktifitas yang konkrit dan juga yang tidak nyata
seperti aktifitas penggunaan indera, susunan syaraf dan pusat susunan syaraf.
Pelajar akan terdorong untuk mengaplikasikan ilmu yang ia terima sebelumnya.
Hal ini akan mempercepat perkembangan dan perubahan kualitas pelajar.
2. Prinsip hubungan
Kejadian atau
pengalaman dimasa lampau dapat dijadikan pedoman untuk meramalkan akibat atau
hasil yang akan mungkin akan terjadi dari suatu proses. Menghubungkan
pengalaman baru dengan pengalaman terdahulu.
3. Prinsip akibat
3. Prinsip akibat
Dalam pendidikan
orang dewasa, emosi, perasaan, lingkungan belajar, hingga pendidik yang
memberikan materi sangat mempengaruhi keberhasilan atau tidak tercapainya
keberhasilan dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu, sangat diperlukan pendidik
yang peka terhadap kepuasan pelajar yang berkaitan dengan segala hal yang
berkaitan dengan proses belajar pendidikan orang dewasa. Dengan adanya kepuasan
diharapkan pelajar dapat mencapai keberhasilan dan tujuan pembelajaran.
4. Prinsip kesiapan
4. Prinsip kesiapan
Kesiapan diri
pelajar akan menentukan manfaat yang dapat diperoleh dari proses belajar. Baik
fisik maupun mental pembelajar sangat mempengaruhi proses pembelajaran. Dengan
adanya kesiapan mental dan fisik diharapkan pelajar dapat mencurahkan seluruh
perhatiannya pada materi yang sedang dihadapi. Dengan demikian diharapkan,
pelajar dapat memaksimalkan usaha pencapaian dan dapat mengatasi rintangan
belajar, agar dapat berprestasi.
CONTOH PENDIDIKAN ORANG DEWASA
- Pelatihan Keterampilan Untuk Orang Dewasa
- Diklat Aparatur Sipil Negara dan Diklat Lainnya Yang Sasarannya Orang Dewasa
- Kursus
- BLK
- PKK
- dan kegiatan pendidikan lainnya yang sasarannya orang dewasa.
Sekian terima kasih, semoga artikel ini bermanfaat.
Bahasan Lengkap Pendidikan Orang Dewasa (Andragogi)
Reviewed by Muhammad Novri
on
11:24 AM
Rating:
No comments: