Prosedur Blanded Learning
Sebagai pengetahuan perbedaan pembelajaran konvesional dengan E-learning yaitu pada pembelajaran konvesional guru di anggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam E-learning focus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung jawab untuk pembelajarannya. Di dalam blended learning menggabungkan antara kedua perbedaan tersebut agar pelajar dapat mengikuti arus globalisasi.
Ada yang perlu diperhatikan oleh peserta saat hendak mengikuti metode pembelajaran ini adalah komitmen waktu untuk mempelajari suatu topik, kemampuan untuk beradaptasi dengan metode pembelajaran yang berbeda dari biasanya,Metode pembelajaran ini bisa jadi menjadi suatu solusi yang baik untuk memenuhi kebutuhan market, dimana metode pembelajaran tatap muka dirasa sulit karena adanya kendala waktu maupun tempat, adanya pengurangan biaya operasional, peserta dapat menentukan sendiri kecepatan mereka dalam belajar, tidak terikat waktu namun tetap harus memiliki komitmen.
Prosedurnya dalam pembelajaran itu dengan meningkatkan kualifikasi guru merupakan salah satu perioritas pemerintah Indonesia, hal tersebut sebagai wujud realisasi UU Guru dan Dosen No. 14/2005 yang mempersyaratkan guru untuk memiliki kualifikasi minimal S-1 dan memiliki sertifikat dalam pengajar.
Secara spesifik Profesor Steve Slemer (2005) dan Soekartawi (2005) menyarankan enam tahapan dalam merancang dan menyelenggarakan Blended Learning agar hasilnya optimal, yaitu :
(1.) Tetapkan macam dan materi bahan ajar,
(2.) Tetapkan rancangan dari Blended Learning yang digunakan,
(3.) Tetapkan format dari on-line Learning,
(4.) Lakukan uji terhadap rancangan yang dibuat,
(5.) Selenggarakan Blended Learning dengan baik dengan cara menyiapkan tenaga pengajar yang ahli dalam bidang tersebut,
(6.) Siapkan kriteria untuk melakukan evaluasi pelaksanaan Blended Learning.
Pada progam ini berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi dengan menggunakan internet sebgai media utama, tatap muka dilakukan hanya beberapa kali pada progam resendensial, selebihnya menggunakan progam e-learning. Secara teoritik pembelajaran elektronik (online instruction, e-learning, atau web based learning), memiliki fungsi utama, sudirman siahan (2001-10) menjelaskan pembelajaran elektronik berfungsi sebagai suplemen yang sifatnya pilihan, pelengkap, atau pengganti pada kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Dilihat dari karakteristik peaerta didik yang harus dikembangkan.
Model blended e-learning merupakan kombinasi dari beberapa pendekatan pembel ajaran yaitu pembelajaran conventional berupa tatap muka dan e-learning yang berbasis internet. Pembelajaran ini berupa keterpisahan, belajar mandiri, dan layanan belajar atau tutorial.
Pembelajaran jarak jauh ini berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi dengan menggunakan internet sebagai media utama, tatap muka dilakukan hanya beberapa kali pada program residensial, selebihnya menggunakan program e-learning. Keberhasilan Pembelajaran jarak jauh PGSD dan sistem pembelajaran jarak jauh yang menggunakan e-learning sebagai alat utama, sangat menentukan oleh model Learning Management System (LMS) yang dikembangkan, dan pemerintah bersama pihak terkait masih mencari-cari model LMS yang handal yang mampu mewujudkan profil guru profesional, yang memiliki kompetensi kependidikan dan keguruan yang setara bahkan melebihi guru dengan sistem pembelajaran reguler. Model blended learning merupakan kombinasi dari beberapa pendekatan pembelajaran yaitu pembelajaran conventional berupa tatap muka dan e- learning yang berbasis internet.
berikut animasi pendek tentang blanded learning klik disini
Prosedur Blanded Learning
Reviewed by Muhammad Novri
on
9:00 AM
Rating:
No comments: